Bioteknologi Sejarah Penemuan DNA | Bioteknologi didefinisikan sebagai penggunaan organisme hidup dan sistem biologi lain untuk membuat obat dan produk lain untuk tujuan pengelolaan lingkungan dan/atau untuk perbaikan kesehatan dan kesejahteraan individu dan masyarakat.
Pengobatan molekuler mencakup disiplin :
- Ilmu biologi molekuler (penggunaan pengetahuan DNA dalam riset),
- Rekayasa genetika atau teknologi DNA rekombinan (penggunaan pengetahuan DNA untuk membuat produk baru dalam industri dan riset).
Istilah pengobatan molekuler digunakan untuk menggambarkan peranan pengetahuan DNA dalam praktek pengobatan.
- Pada tahun 1869, seorang dokter berkebangsaan Swiss bernama F Miescher mengusulkan nama asam nukleat untuk materi yang bersifat asam dari inti sel yang disebut nuklein.
- Penemuan berikutnya terjadi pada tahun 1944, ketika O Avery dan kawan-kawan menunjukkan bahwa informasi genetik pada bakteri Pneumococcus adalah DNA.
- Enam tahun kemudian, E Chargaff menunjukkan bahwa ada kesamaan jumlah basa nukleotida adenin dan timin dan juga basa guanin dan sitosin dalam DNA.
- Penemuan tersebut dan juga kajian kristalogragi oleh R Franklin dan M Wilkins, telah memungkinkan J Watson and F Crick mengusulkan struktur untai ganda DNA pada tahun 1953. Kejadian ini digambarkan sebagai babak awal biologi molekuler.
- Selanjutnya pada tahun 1956 A. Kornberg menemukan enzim DNA polimerase yang memungkinkan segmen pendek DNA disintesis.
Penemuan lain pada tahun 1960-an meliputi:
- mRNA (messenger RNA) yang menghubungkan nukleus dengan tempat sintesis protein di sitoplasma,
- identifikasi plasmid yatu elemen DNA ekstra kromosomal yang mampu mereplikasi sendiri dan membawa gen-gen yang berperan dalam resistensi antibiotik.
- Plasmid sekarang ini digunakan secara luas oleh perekayasa genetika (ahli biologi molekuler).
- Tonggak penting dalam dekade ini adalah definisi kode genetik lengkap, yang menunjukkan bahwa masing-masing asam amino dikode triplet nukleotida DNA.
EmoticonEmoticon